Rabu, 28 Desember 2011

imunologi


Pendahuluan
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo.
Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibodi. Jadi adanya penyakit autoimmune tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam melawan suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan yang terbentuk. (NIH, 1998; Schaechter dkk., 1993 : Salyers dan Whitt, 1994 : Pelczar dkk. 1986 : Madigan dkk. 1997).Belum ada buktikan yang bisa menunjukkan bahwa penyakit autoimmune ini bersifat menular. Penyakit autoimmune tidak menyebar kepada individu lainnya sebagaimana penyakit infeksi Gen individu penderita penyakit autoimmune memiliki konstribusi terhadap penularan penyakit autoimmune.
Penyebab utama autoimun adalah genetik .Telah ditunjukkan pada manusia bahwa gen major histocompatibility complex (MHC) dikaitkan dengan kejadian spesifik dari penyakit autoimmune. Gen MHC ada pada semua vertebrata, gen ini menandai 2 katagori pokok molekul yang membentuk bagian dari sel membran dan seluruh bagian membran (Schaechter dkk., 1993 : Henderson dkk., 1999)
Autoimunitas adalah kegagalan suatu organisme untuk mengenali bagian dari dirinya sendiri sebagai bagian dari dirinya, yang membuat respon kekebalan melawan sel dan jaringan miliknya sendiri. Beberapa penyakit yang dihasilkan dari kelainan respon kekebalan ini dinamakan penyakit autoimun.

ISI
Kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh atau sistem imun yang terlalu aktif dapat membuat badan menyerang jaringannya sendiri, sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara diri sendiri dan bukan diri sendiri, dan menyerang bagian dari tubuh. Penyakit-penyakit yang muncul karena kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh atau sistem imun yang terlalu aktif disebut penyakit  autoimun. Berikut penyakit-penyakit yang merupakan penyakit autoimun:
  1. Asma
  2. Elergi
  3. Psoriasis
  4. Lupus
  5. Tiroid
  6. Rheumatoid Arthritis
  7. Myasthenia gravis
  8. Acute disseminated encephalomyelitis
  9. Multiple Sclerosis
  10. Gullain-Barre Syndrome
  11. Paraneplastic Neurologic disorders
  12. Cerebellar degeneration
  13.  Autoimmune chronic active hepatitis
  14. Primary biliary sclerosis
  15. Gastrointestinal tract,dsb
Asma
Asma adalah suatu keadaan di mana terjadi gangguan pada saluran nafas, yaitu mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan penyempitan ini bersifat sementara.

Gejala penyakit asma:
·         Desah – bunyi tinggi menciut-ciut atau meniup sewaktu bernapas
·         Dada terasa sakit tertekan
·         Sesak nafas
·         Batuk  
Penyebab asma juga berbeda tergantung penderitanya. Bagi sejumlah penderita, mungkin sulit untuk mengetahui apa yang menyebabkan asma.Penyebab yang paling sering ditemui adalah:
  • Pilek dan flu pada anak-anak
  • Gerak badan (dapat dikurangi)
  • Serbuk sari, jamur atau rumput
  • Bulu binatang dan ketombe (sisik kulit)
  • Tungau
  • Asap rokok
  • Perubahan suhu udara dan cuaca
  • Obat tertentu (mis. aspirin dan beberapa jenis obat tekanan darah)
  • Bahan kimia, bau kuat dan semprot aerosol tertentu (mis. minyak wangi)
  • Makanan, bahan pengawet, penambah rasa dan warna tertentu
  • Pekerjaan tertentu
  • Perasaan tertentu (mis. stres)
Alergi
            Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen.
Gejala yang mungkin terjadi akibat alergi adalah:
  • rasa gatal pada tenggorokan; gatal pada mulut;
  • gatal pada mata; gatal pada kulit atau bagian tubuh lainnya;
  • sakit kepala; hidung tersumbat atau hidung meler;
  • sesak napas;
  • bengek;
  • kesulitan menelan;
  • mendadak pilek dan bersin-bersin,,dll.
Reaksi alergi yang membahayakan nyawa disebut dengan anafilaksis. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya syok, penurunan tekanan darah yang mendadak dan kesulitan bernapas. Pada orang yang memiliki alergi, anafilaksis dapat terjadi setelah beberapa menit terpapar zat penyebab alergi yang spesifik (alergen). Tapi bisa juga reaksi yang muncul tertunda (delayed reaction) atau tanpa pemicu yang jelas. Pemicu anafilaksis yang umum seperti dari obat-obatan (terutama golongan penicilin), makanan (kacang tanah, ikan, kerang dan udang serta sengatan serangga (lebah, tawon dan semut api)
Berikut ini tanda dan gejala yang muncul jika seseorang mengalami anafilaksis, seperti dikutip dari MayoClinic, Kamis (4/8/2011) antara lain:
1. Reaksi kulit termasuk gatal-gatal dan kulit memerah atau pucat
2. Pembengkakan pada wajah, mata, bibir atau tenggorokan
3. Penyempitan saluran napas, menyebabkan mengi dan kesulitan bernapas
4. Denyut nadi lemah dan cepat
5. Mual, muntah atau diare
6. Pusing, pingsan atau tidak sadarkan diri
Beberapa hal yang perlu dilakukan jika seseorang mengalami anafilaksis yaitu:
1. Membaringkan seseorang yang terkena reaksi alergi anafilaksis.
2. Melonggarkan pakaian yang ketat dan menutupinya dengan selimut.
3. Jangan memberikan apa pun untuk minum.
4. Jika orang tersebut muntah atau terjadi pendarahan dari mulut, maka posisikan tubuh supaya tidak tersedak.
5. Untuk mengobati serangan alergi bisa diberikan epinephrine autoinjector, seperti EpiPen dan Twinject
6. Penggunaan epinephrine autoinjector dilakukan dengan menekan autoinjector pada paha.
7. Jika tidak ada tanda-tanda bernapas, batuk atau gerakan, maka segera lakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR).
8. Segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan darurat bahkan jika gejala mulai membaik. Karena masih ada kemungkinan gejala berulang.
9. Biasanya diperlukan pemantauan di rumah sakit selama beberapa jam.

Pengobatan:
·         Epinefrin diberikan dalam bentuk suntikan atau obat hirup, untuk membuka saluran pernafasan dan meningkatkan tekanan darah.
·         Untuk mengatasi syok, diberikan cairan melalui infus dan obat-obatan untuk menyokong fungsi jantung dan peredaran darah.
·         Antihistamin (contohnya diphenhydramine) dan kortikosteroid (misalnya prednison) diberikan untuk meringankan gejala lainnya (setelah dilakukan tindakan penyelamatan dan pemberian epinefrin).
Mencegah allergi:
1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
2. Tidak memelihara binatang di dalam rumah.
3. Hindari rokok/asap rokok dan polusi asap lainnya.
4. Untuk penderita asma, hindari penggunaan pewangi ruangan, parfum atau obat anti nyamuk.
5. Jangan menggunakan pendingin ruangan ( AC ) terlalu dingin.
7. Hindarilah makanan, minuman, maupun obat obatan yang diduga menimbulkan allergi.
Obat yang sering menimbulkan allergi.
1. Antibiotika Penisillin dan turunannya ( Ampisilin, Amoksisilin, Kloksasilin ).
2. Antibiotika Sulfonamide.
3. Obat antidemam dan antinyeri ( asam salisilat, metamezol, metampiron, parasetamol )



Psoriasis
Penyebab Psoriasis hingga kini belum diketahui secara pasti. Diduga beberapa faktor sebagai pencetus timbulnya Psoriasis, antara lain:
  1. Faktor herediter (genetik).
  2. Faktor psikis.
  3. Faktor infeksi fokal.
  4. Penyakit metabolik (misalnya diabetus melitus laten).
  5. Faktor cuaca.
Gejala- gejala psoriasis
Pada tahap permulaan, mirip dengan penyakit-penyakit kulit eritro papulo skuamus dermatosa (penyakit kulit yang memberikan gambaran bercak merah bersisik). Namun gambaran klinis akan makin jelas seiring dengan waktu lantaran penyakit ini bersifat menahun (kronis).
Pengobatan:
Mengingat bahwa hingga kini belum dapat diberikan pengobatan kausal (menghilangkan penyebabnya), maka pengobatan yang dilakukan adalah upaya untuk meminimalisir keluhan, yakni menekan atau menghilangkan faktor pencetus (stress, infeksi fokal, menghindari gesekan mekanik, dll) dan mengobati bercak-bercak psoriasis.
LUPUS
            Penyakit LUPUS adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi . Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.

Gejala-gejala yang umum dijumpai adalah:
  1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.
  2. Penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
  3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash
  4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit LUPUS ini
  5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan
6.      Antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas .
Pada penderita rheumatoid arthritis, sistem kekebalan secara significant melakukan taget kerusakan di daerah liningsynovium yang membungkus persendian. Peradangan bagian sinovium ini biasanya simetris (kejadiannya sama sebangun dari kedua organ tubuh), menyebabkan sakit, bengkak, dan kaku pada persendian. Penyakit rheumatoid arthritis dibedakan dari osteoarthritis yang lebih umum ditemukan kasusnya disertai arthiris “wear-and-tear” degenerative. Akhir-akhir ini fokus therapi dilakukan dengan mengurangi peradangan dari persendian dengan menggunakan obat-obat anti peradangan atau immunosuppressive. Kadang-kadang sistem immune juga merusak paru, pembuluh darah atau mata. Jarang muncul pasien yang memiliki gejala penyakit autoimmune lainnya, seperti peradangan Sjogren’s, gatal dan bersisik. Pada beberapa kasus pengobatan oral sering dilakukan (NIH, 1998 ; Roitt, 1991).
Multiple sclerosi
Multiple sclerosis adalah penyakit dimana sistem immune merusak jaringan syaraf dari sistem syaraf pusat. Umumnya, kerusakan pada sistem syaraf pusat terjadi intermitten, sehingga memungkinkan penderita dapat melakukan aktivitas kehidupan normal. Pada kejadian yang ekstrem, gejalanya tampak permanen sehingga penderita akan mengalami kebutaan, kelumpuhan, dan kematian premature. Beberapa terapi dengan menggunakan obat semacam beta interferon sangat membantu bagi penderita dengan gejala intermitten (NIH,1998).
Alzheimer
Penyakit Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia. Demensia adalah gejala kerusakan otak yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berpikir, daya ingat, dan fungsi berbahasa.
Penyebab Penyakit Alzheimer terjadi kehilangan sel saraf di otak di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat, kemampuan berpikir serta kemampuan mental lainnya. Keadaan ini diperburuk dengan penurunan zat neurotransmiter, yang berfungsi untuk menyampaikan sinyal antara satu sel otak ke sel otak yang lain. Kondisi abnormal tersebut menjadi penyebab mengapa pada penyakit Alzheimer fungsi otak untuk berpikir dan mengingat mengalami kemacetan.
Gejala-gejala:
1. Mengajukan pertanyaan yang sama pada satu saat berulang-ulang atau mengulangi cerita yang sama, dengan kata-kata yang sama terus-menerus.
2. Lupa cara untuk melakukan kegiatan rutin.
3. Gangguan berbahasa.
4. Disorientasi.
5. Gangguan berpikir secara abstrak.
6. Gangguan kepribadian.
7. Gangguan untuk membuat keputusan sehingga menjadi tergantung pada pasangannya



Kesimpulan
·         Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibodi.
·         Berikut penyakit-penyakit yang merupakan penyakit autoimun: Asma,Elergi,Psoriasis,Lupus,Rheumatoid Arthritis,Myasthenia gravis,Multiple Sclerosis,dsb
·         Asma adalah suatu keadaan di mana terjadi gangguan pada saluran nafas, yaitu mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan penyempitan ini bersifat sementara.
·         Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi.
·         Reaksi alergi yang membahayakan nyawa disebut dengan anafilaksis.
·         Psoriasis mirip dengan penyakit-penyakit kulit eritro papulo skuamus dermatosa (penyakit kulit yang memberikan gambaran bercak merah bersisik). Namun gambaran klinis akan makin jelas seiring dengan waktu lantaran penyakit ini bersifat menahun (kronis).
·         Penyakit lupus tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh
·         Pada penderita rheumatoid arthritis, sistem kekebalan secara significant melakukan taget kerusakan di daerah liningsynovium yang membungkus persendian.
·         Multiple sclerosis adalah penyakit dimana sistem immune merusak jaringan syaraf dari sistem syaraf pusat.
·         Penyakit Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia. Demensia adalah gejala kerusakan otak yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berpikir, daya ingat, dan fungsi berbahasa.


Daftar Pustaka
Health First vol 8 Okt - Des 2009
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin, SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK. Unair/RSU Dr. Soetomo, cetakan IV, 2008.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI, edisi IV, 2005.
Marwali Harahap, Prof. Dr, Ilmu Penyakit Kulit, cetakan I, 2000.
Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, RSU Dr. Soetomo, 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar